Mendapatkan
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang berkualitas menjadi impian besar bagi banyak
pelajar di dunia. Sama halnya seperti dunia bisnis, pemanfaatan branding
(merek) menjadi tolak ukur untuk membantu pelanggan dalam memilih produk,
meskipun produk tersebut tidak jauh berbeda dengan produk lainnya yang sudah
memiliki branding yang tinggi dan banyak di kenal oleh masyarakat. Begitu pula
yang terjadi pada dunia kampus, calon mahasiswa akan lebih menginginkan untuk
masuk ke perguruan tinggi yang memiliki brand image yang tinggi, dibandingkan
masuk ke perguruan tinggi yang memiliki brand image yang rendah walaupun
program yang ditawarkan sama.
Perbedaan
yang signifikan antara kampus dengan perusahaan ialah terletak pada kegiatan,
dimana perusahaan memiliki tujuan kegiatan untuk memberi kepuasan kepada pemegang
saham dengan memperoleh keuntungan, sementara kampus tidak memiliki kegiatan
yang jelas. Hal ini disebabkan oleh kenyataannya yang memperlihatkan kampus
sangat bergantung pada dana negara sehingga berbagai aspek kegiatannya harus
sejalan dengan kebijakan yang sudah dibuat oleh pemerintah.
Perguruan
tinggi memiliki berbagai fakultas dan jurusan, yang dapat dimanfaatkan untuk
menarik pangsa pasar. Hal tersebut menjadikannya pesaing reputasi antar
perguruan tinggi. Selain itu usia dan lokasi perguruan tinggi diakui dapat
mempengaruhi citra dan reputasi perguruan tinggi, walaupun tidak menjadi acuan
sebagai penentuan dalam menentukan indikator citra dan reputasi yang baik,
contohnya seperti London School of Economics (LSE) yang tidak terletak di
lokasi yang strategis dan gedungnya pun dilihat tidak menarik. Namun jika
dikaitkan dengan kinerjanya, LSE memiliki reputasi dan citra yang mengesankan
didasarkan pada prestasi akademik dan kontribusi intelektual dalam bentuk ide
sosial dan politik.
Lantas strategi apa yang harus dijalakan perguruan tinggi dalam membangun dan mengembangkan citra dan reputasi yang positif sehingga menjadikannya impian seluruh calon mahasiswa untuk dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tersebut?
Pertama,
melakukan hubungan masyarakat dengan memainkan peran penting dalam promosi
perguruan tinggi jika reputasi merupakan asset utamanya. Dalam melakukan
promosi dibutuhkan strategi dan keterampilan manajemen, tujuannya untuk
memperkenalkan kampus ke banyak kalangan masyarakat.
Kedua,
melakukan kegiatan open house dengan mengundang calon mahasiswa beserta
undangan ke media masa dan menggunakan strategi lainnya melalui pembentukan
opini yang dirancang untuk memperkuat dan memperluas citra akademik.
Ketiga,
perguruan tinggi dapat memanfaatkan art center, theater, conference center, sebagai
upaya horizontal branding untuk mengaitkan institusi dengan aspek nonakademik
dalam kegiatan promosi.
Keempat,
strategi berikutnya ialah berkaitan dengan penampilan luar perguruan tinggi.
Penampilan visual yang indah menjadikan perguruan tinggi tidak dipandang kumuh.
Kelima,
membuat perguruan tinggi menjadi menarik dan terawat. Karena hal ini dapat
dijadikan nilai jual yang penting bagi calon mahasiswa, sehingga dapat
memberikan keyakinan bahwa universitas dikelola dengan sebaik mungkin.
Keenam,
strategi ini juga harus dimiliki oleh perguruan tinggi yaitu memiliki
organisasi yang baik, seperti memiliki staf yang dapat membantu, ramah, dan
memiliki semangat serta berprinsip tinggi dalam memasarkan perguruan tinggi
dengan sukses. Sehingga calon mahasiswa akan memandang positif terhadap
organisasi manajemen perguruan tinggi.
Ketujuh,
perguruan tinggi tidak memiliki penjualan langsung seperti organisasi komersil,
tetapi dapat menggunakan cara seperti melayani calon mahasiswa dengan
menunjukkan berbagai fasilitas di perguruan tinggi.
Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa perguruan tinggi dengan reputasi dan citra
eksternal yang kuat akan membawa manfaat internal yang signifikan. Upaya dalam
menghabiskan banyak uang untuk membangun reputasi dan citra tanpa substansi
pendukung memungkinkan tidak adanya keefektifan secara ekternal dalam jangka
waktu yang panjang dan dapat menciptakan skeptisisme serta kurangnya rasa
kepercayaan secara internal. Namun perguruan tinggi yang dapat berinvestasi
dalam membangun reputasi public dapat memperkuat posisinya baik internal maupun
eksternal.
Referensi : https://academic-life.net
Komentar
Posting Komentar